Dea berumur 6 tahun. Ia senang menggambar dan
mewarnai. Ia memiliki banyak buku gambar dan mewarnai. Tetapi yang paling ia
sukai adalah buku mewarnai Ponny wood. Menurutnya tokoh Ponny wood kuda
berwarna pink sangat lucu dan menggemaskan. Sedangkan saat tertentu ia bersama
sang kakak Radit senang menonton kartun di channel kartun favorit mereka. Yang
paling mereka sukai adalah kartun Adventure Time di CN. Satiap episode selalu
mereka tonton hingga kini memasuki season empat. Memaang setiap hari tema yang
dikisahkan dalam kartun tersebut berbeda, beda. Terkadang tentang
berpetualangan, persahabatan, dan keluarga.
Data umum
|
Jenis : Buku Mewarnai
Judul : Ponny Wood
|
Jenis : film
Judul : Adventure Time
Durasi : 11 menit per episode
|
Penyampaian content
|
·
Gambar yang masih belum diwarnai
|
·
Film kartun
|
Content
|
·
Gambar kuda dan kawan-kawannya yang masih
putih.
|
·
Bercerita tentang Finn si manusia dan jake si anjing. Tiap episode
berbeda cerita, dan tokoh pendukung yang berbeda-beda pula.
|
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran
yang bisa diambil
|
·
Mengajarkan anak secara kreatif mewarnai tokoh
kartun tersebut
|
·
Mengajarkan anak untuk berbuat kebaikan dalam
setiap perbuatannya.
|
Sasaran pembaca/penonton
|
·
Semua umur namun lebih cocok untuk anak perempuan karena berisi
gambar-gambar kartun yang digemari anak perempuan
|
·
Semua usia dapat menonton kartun tersebut.
|
Pengemasan media (kelebihan &
kelemahan)
|
·
Sesuai tujuan
·
Sesuai usia yang dituju
·
Anak dengan bebas mengkreasikan gambar yang ia
miliki
|
·
Berisi cerita sehari-hari. Misalnya memiliki
masalah, lalu akan diselesaikan dengan bantuan teman.
·
Anak dibawah umur, membutuhkan bimbingan
karena kemungkinan akan didapatkan kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak
|
Teori yang relevan
|
Menurut Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil
yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa
gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Selain itu,
Csikszentmihalyi (dalam Clegg, 2008) menyatakan kreativitas sebagai suatu tindakan,
ide, atau produk yang mengganti sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru.
Ciri-ciri kreativitas Guilford (dalam
Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:
a. Kelancaran berpikir
(fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang
keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang
ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
b. Keluwesan berpikir
(flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide,
jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat
suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau
arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan
atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam
berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan
menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.
c. Elaborasi (elaboration),
yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci
detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih
menarik.
d. Originalitas (originality),
yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk
mencetuskan gagasan asli.
|
Teori moral Reasoning Kohlberg
masa prakonvensional.
Tahap 1 : Berorientasi pada hukuman dan kepatuhan. “Apa
yang akan terjadi pada saya?” Anak akan mematuhi aturan dan akan mengacuhkan
alasan atau motif dari suatu perilaku dan berfokus pada bentuk fisik
(contohnya seberapa besar kebohongan itu) atau konsekuensinya (misalnya
akibat yang ditimbulkan)
Tahap 2: Tujuan dan pengembalian. “Kamu
mencubit, saya akan mencubit kamu juga” Anak-anak akan menyesuaikan diri pada
aturan dan memikirkan akan apa yang dapat orang lain perbuat pada mereka,
serta memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang
dirasakan sendiri (semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah
tindakan itu)
Peniruan (modelling) Inti dari
belajar melalui observasi adalah modelling. Peniruan atau meniru sesungguhnya
tidak tepat untuk mengganti kata modeling, karena modeling bukan sekedar
menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan orang model (oranglain), tetapi
modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkahlaku yang
teramati, menggenaralisir berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses
kognitif.
- Modeling tingkah laku baru :
Melalui modeling orang dapat memperoleh tingkahlaku baru. Ini dimungkinkan
karena adanya kemampuan kognitif. Stimuli berbentuk tingkahlaku model
ditransformasikan menjadi gambaran mental, dan yang lebih penting lagi
ditransformasikan menjadi simbol verbal yang dapat diingat kembali suatu saat
nanti.
- Modeling Mengubah Tingkah
laku lama : Dua dampat modeling terhadap tingkah laku lama : pertama, tingkah
laku model yang diterima secara sosial dapat memperkuat respon yang sudah
dimiliki pengamat. Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara
sosial dapat memperkuat atau memperlemah pengamat untuk melakukan tingkah
laku yang tidak diterima secara sosial, tergantung apakah tingkahlaku model
itu diganjar atau dihukum.
- Modeling Simbolik: Dewasa
ini sebagian besar tingkahlaku berbentuk simbolik. Film dan televisi
menyajikan contoh tingkahlaku yang tidak terhitung yang mungkin mempengaruhi
pengamatnya. Sajian itu berpotensi sebagai sumber model tingkah laku.
- Modeling Kondisioning:
Modeling dapat digabung dengan kondisioning klasik menjadi kondisioning
klasik vikarius (vicarious classical conditioning). Modelilng semacam ini
banyak dipakai untuk mempelajari respon emosional.
|
Analisis dari kedua media :
Buku mewarnai Ponny Wood sudah cukup bagus
dan menarik apalagi dengan cover yang membuat anak-anak tertarik. Anak bisa
mengembangkan imajinasi mereka, apa yang mereka ingin sampaikan dari hasil yang
mereka kerjakan. Karena terkadang dalam gambarnya anak menyampaikan apa keluh
kesah mereka yang tidak tersampaikan pada orang tuanya.
Sedangkan kartun Adventute Time, anak-anak
bisa mengambil nilai positif yang mereka dapat. Misalnya kalau berbohong akan
ada hukumannya. Kalau jujur nanti anak bisa mendapatkan kebahagiaan atau
reward, meski tidak melulu barang-barang yang mereka ingin dapatkan. Anak-anak
jadi berpikir untuk tidak melakukan hal-hal buruk karena biasanya hal buruk
akan mendatangkan celaka. Namun dalam menonton ataupun mewarnai dan menggambar
diharapkan anak untuk mendapat bimbingan langsung dari orang tua untuk mengawasi
apa yang anak tonton atau anak gambar.
My opinion / conclusion :
Saya lebih menyukai buku mewarnai Ponny Wood. Karena Dea sering mengisi space kosong pada buku mewarnai
dengan komik hasil buatannya sendiri. Dari cerita kakaknya dia sering membuat
gambar yang berhubungan dengan kegiatan sehari-harinya. Dea memang menggambar
apa yang ia mau sesuai keinginannya dan biasanya ia menunjukkan hasil gambarnya
kepada orang tuanya. Tapi pernah dea tidak memperlihatkan pada orang tua karena
ia lupa atau malu atas hasil gambarnya. Sedangkan
kartun Adventure Time kata-kata yang di dalam kartun terkadang susah dimengerti
dan ada kata-kata yang tidak pantas diketahui oleh anak kecil. Seperti pacaran.
Sehingga mungkin anak bisa meniru perilaku dalam kartun. Sehingga saya
menyarankan pada orangtua untuk mengembangkan kreativitas Dea dengan menggambar
atau mewarnai.
Stephanie L. T.
115120301111005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar