Saya
mewawancarai seorang anak perempuan bernama Hera Rachmita Adinda, atau biasa
dipanggil Dinda, yang berusia 9 tahun.
Menurut hasil wawancara singkat yang saya lakukan kepdada Dinda, ia mengatakan
ia gemar menonton kartun Upin & Ipin yang ditayangkan di channel MNC TV,
bermain game Minion Rush yang biasanya ada dalam aplikasi game di Smartphone
atau Tablet PC, dan membaca buku cerita Kecil-kecil Punya Karya yang di terbitkan
oleh Dar! Mizan. Dinda gemar menonton kartun Upin & Ipin karena menurutnya
kartun tersebut lucu, bagus, dan menghibur. Ia juga senang mendengar suara Upin
& Ipin ketika sedang berbicara. Sedangkan ia senang bermain game Minion
Rush karena menurutnya seru, disitu ia dapat mengendalikan jalannya minion
untuk mengambil makanannya (pisang). Dan terakhir ia gemar membaca buku
Kecil-kecil Punya Karya karena menurut Dinda tampilan bukunya menarik dan
ceritanya bagus.
Data Umum
|
Jenis: Film kartun
Judul: Upin Ipin
Durasi: 100 menit
|
Jenis: Game
Judul: Minion Rush
|
Jenis: Buku bacaan
Judul: Kecil-kecil Punya
Karya (Dunia Es Krim
98 Halaman, tahun 2008
|
Penyampaian Content
|
Film kartun berbahasa
Malaysia dan ada sub-title dibawahnya
|
Game yang bisa diakses
melalui Smartphone dan Tablet PC
|
Cover full colour,
content black and white
|
Content
|
Film kartun ini bercerita
tentang keseharian tokoh anak kembar yang masih duduk di bangku taman
kanak-kanak, Upin & Ipin, beserta teman-teman, tetangga, kakak, dan
neneknya.
|
Game ini menampilkan
tokoh kartun Minions, yaitu salah satu tokoh dalam film animasi keluaran
Disney, Despicable Me. Dalam game ini, player hanya cukup mengarahkan atau
menggerakkan smartphone atau tablet PC agar minions berjalan ke arah yang
sesuai untuk mengambil makanannya (pisang).
|
Dalam buku bacaan ini
terdiri dari beberapa cerita pendek. Cerita-ceritanya sederhana, ada yang
berupa cerita sehari-hari, cerita fantasi atau khayalan, cerita yang
mengarahkan untuk berbuat baik, dan sebagainya. Bahasanya ringan dan sederhana,
sehingga cocok untuk dibaca oleh anak-anak.
|
Tujuan / materi yang
ingin disampaikan / pelajaran yang bisa diambil
|
Dalam film ini banyak
mengajarkan tentang kebaikan-kebaikan, misalnya seperti mencontohkan untuk
selalu mengucapkan salam ketika masuk ke rumah atau berkunjung ke rumah orang
lain, selalu membantu dan menuruti kata orang tua, bermain dan bergaul dengan
baik dengan teman-teman, mengajarkan untuk menjaga kesehatan, dan sebagainya.
|
Game ini dirasa kurang
mengajarkan sesuatu pada anak-anak, sifatnya hanya berupa hiburan. Game ini
bisa dimainkan ketika waktu senggang atau hari libur ketika anak-anak tidak
memiliki pekerjaan dari sekolah.
|
Jika dilihat dari satu
sisi, buku ini diterbitkan dari anak-anak dan untuk anak-anak. Dimana
pengarang atau penulis buku ini adalah anak-anak yang masih berusia 8-12
tahun, hal ini tentu baik untuk mengembangkan bakat, menumbuhkan kepercayaan
diri, dan mengembangkan kreatifitas anak-anak. Selain itu bagi pembacanya
juga mendapatkan cerita yang sederhana, sesuai dengan umurnya, dan didalam
buku ini juga terdapat cerita-cerita yang mengarahkan anak untuk berbuat
baik. Misalnya dalam sub cerita ”Fani Tidak Nakal Lagi”, menceritakan seorang
anak yang malas membereskan mainannya, lalu diberitahukan apa sebabnya jika ia
malas membereskan mainannya, dan apa keuntungan jika ia rajin membereskan
mainannya, yang pada akhirnya dapat merubah perilaku Fani jadi selalu
membereskan mainannya setiap ia selesai bermain.
|
Sasaran pembaca /
penonton
|
Film ini cocok untuk
semua usia, namun lebih cocok untuk anak-anak karena banyak pelajaran baik
yang dapat diambil, diserap, dan dicontohkan dari film ini. selain itu film
ini juga cocok untuk anak laki-laki maupun perempuan karena bercerita tentang
kehidupan sehari-hari, bukan spesifik hanya kepada satu bidang atau hobby
yang mengarah atau hanya diperuntukkan untuk anak laki-laki atau perempuan
saja. Jadi sifatnya netral.
|
Game ini cocok untuk
semua usia, untuk anak-anak juga cocok karena permainannya sederhana, dan
tidak mengandung unsur-unsur kekerasan atau sesuatu yang dapat mengontaminasi
pikiran dan perilaku anak. Sifatnya hanya sebagai hiburan atau sebagai
pengisi waktu senggang saja.
|
Buku bacaan ini cocok
untuk anak-anak, karena cerita, bahasa, dan penyampaiannya yang sederhana.
Cover animasi yang full colour juga sangat cocok untuk buku bacaan anak-anak.
Buku ini dirasa kurang menarik jika dibaca oleh anak remaja atau orang
dewasa, karena alurnya datar dan kurang menantang.
|
Pengemasan media
(kelebihan & kekurangan)
|
Kelebihan dari media ini
adalah apa yang ingin disampaikan dan sasarannya sesuai. Penokohannya juga
menarik. Selain itu anak juga bisa sedikit-sedikit belajar berbahasa asing
(Malaysia) karena kartun ini disajikan dalam Bahasa Malaysia, namun juga
ditampilkan terjemahan dalam Bahasa Indonesia.
|
Kelebihan game ini
adalah permainannya yang sederhana dan tidak mengandung unsur kekerasan atau
hal-hal negatif yang dapat berpengaruh buruk pada anak. Kekurangannya
permainan ini hanya bisa dimainkan di gadget yang notebene nya gadget mahal,
dan tidak semua anak-anak memiliki atau diizinkan untuk memiliki atau
memainkan gadget tersebut, maka memungkinkan timbulnya kecemburuan sosial di
kalangan anak-anak.
|
Kelebihan buku ini
adalah covernya yang menarik dan cerita-ceritanya yang ringan. Dan
kekurangannya adalah buku ini dirasa terlalu tebal untuk anak-anak, dan
memungkinkan anak malas membacanya karena sudah “takut” duluan melihat buku
tebal.
|
Teori yang relevan
|
·
Teori
Modelling Albert Bandura
Modeling
adalah proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang
lain atau objek disekitar kita. Modeling yang artinya meniru, dengan kata
lain juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan
perilaku orang lain atau objek kemudian mencontohnya. Hasil dari modeling
atau peniruan tersebut cenderung menyerupai bahkan sama perilakunya dengan
perilaku orang atau objek yang ditiru tersebut. Modeling ini dapat menjadi
bagian yang sangat penting dan powerfull pada proses pembelajaran.
Menurut Bandura terdapat empat proses yang terlibat di dalam
pembelajaran melalui pendekatan modeling, yaitu perhatian (attention),
pengendapan (retention), reproduksi motorik (reproduction), dan penguatan
(motivasi).
1. 1. Perhatian (attention), yang
artinya kita memperhatikan seperti apa perilaku atau tindakan – tindakan yang
dilakukan oleh orang atau objek yang akan ditiru.
2. 2.Pengendapan (retention), dilakukan setelah mengamati
perilaku yang akan ditiru dan menyimpan setiap informasi yang didapat dalam
ingatan, kemudian mengeluarkan ingatan tersebut saat diperlukan.
3. 3.Reproduksi motori (reproduction), hal ini dapat
menegaskan bahwa kemampuan motorik seseorang juga mempengaruhi untuk dapat
memungkinkan seseorang meniru suatu perilaku yang dilihat baik secara
keseluruhan atau hanya sebagian.
4. 4.Penguatan (motivation), penguatan ini sangat penting, karena
dapat menentukan seberapa mampu kita nantinya melakukan peniruan tersebut.
#
|
·
Teori
Kognitif Piaget
Dalam teori
ini, perkembangan kognitif terbagi menjadi 4 tahapan, yaitu tahapan
sensorimotor, pra-operasional, operasional formal, dan operasional konkret.
Dimana pada
tahap operasional formal (usia 7-11 tahun), dicirikan dengan anak mampu berpikir logis, mampu dengan konkret
memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat menghubungkan
dimensi ini satu sama lain, kurang egosentris, dan belum bisa berpikir
abstrak.
|
Analisis dari ketiga media :
Jika dilihat atau dianalisa, media yang ditonton, dimainkan, dan dibaca
oleh Dinda sudah cukup baik dan sesuai dengan umurnya. Yang pertama dalam media
tontonan mengandung sisi edukatif yang baik seperti bagaimana cara merawat diri
dengan baik, mencontohkan sesuatu yang positif seperti bagaimana seharusnya
kita bersikap kepada orang tua, teman, dan orang lain, penyajian yang ringan
seperti bahasa dan alur yang mudah diikuti dan dipahami, tampilan yang menarik
seperti tokoh-tokohnya yang lucu dan full colour, dan hal-hal lainnya yang
mudah dinikmati dan diserap oleh anak-anak.
Selanjutnya media games atau permainan juga cocok untuk dinikmati oleh anak
karena permainannya sederhana dan tidak mengandung unsur-unsur negatif seperti
adegan berantem, atau tokoh-tokoh yang berpenampilan atau berpakaian tidak
sesuai yang sekiranya bisa mngontaminasi atau mempengaruhi perilaku anak.
Sellanjutnya media bacaan juga cocok untuk dibaca oleh anak karena hampir
sama dengan media tontonan, buku ini juga mencontohkan sesuatu yang positif
seperti sebaiknya kita harus membereskan mainan-mainan yang kita punya setelah
selesai bermain, cover yang menarik, dan penyajian yang ringan seperti alur dan
bahasa yang digunakan dalam buku cerita sehingga mudah untuk diikuti dan
dipahami oleh anak.
My
opinion / Conclusion:
Menurut saya, baik
tontonan, bacaan, maupun game atau hiburan yang dinikmati oleh Dinda sudah sesuai dengan umurnya. Namun
saya lebih menyukai serial kartun upin & ipin karena ceritanya bagus dan
cukup mendidik untuk anak anak. Dan saya kurang menyukai games minion rush
karena bisa menyebabkan anak ketergantungan terhadap gadget. Ssebaiknya orang
tua bisa mengenalkan anak ke mainan-mainan tradisional, agar anak tidak hanya
mengenal mainan yang sifatnya modern. Selain itu pengenalan mainan tradisional
juga bisa mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget, karena ketergantungan
tersebut kurang baik jika dialami oleh anak-anak sedari kecil. Selain itu
mungkin bisa menambah bahan bacaan yang lebih variatif lagi, dan tetap menonton
acara-acara edukatif yang sesuai dengan usia anak.
Mandaera Sukma Putri
115120300111065
Tidak ada komentar:
Posting Komentar