Kamis, 02 Januari 2014

Anak dan Media: Upin & Ipin, Minion Rush, dan Kecil-kecil Punya Karya (KKPK)

Saya mewawancarai seorang anak perempuan bernama Hera Rachmita Adinda, atau biasa dipanggil Dinda,  yang berusia 9 tahun. Menurut hasil wawancara singkat yang saya lakukan kepdada Dinda, ia mengatakan ia gemar menonton kartun Upin & Ipin yang ditayangkan di channel MNC TV, bermain game Minion Rush yang biasanya ada dalam aplikasi game di Smartphone atau Tablet PC, dan membaca buku cerita Kecil-kecil Punya Karya yang di terbitkan oleh Dar! Mizan. Dinda gemar menonton kartun Upin & Ipin karena menurutnya kartun tersebut lucu, bagus, dan menghibur. Ia juga senang mendengar suara Upin & Ipin ketika sedang berbicara. Sedangkan ia senang bermain game Minion Rush karena menurutnya seru, disitu ia dapat mengendalikan jalannya minion untuk mengambil makanannya (pisang). Dan terakhir ia gemar membaca buku Kecil-kecil Punya Karya karena menurut Dinda tampilan bukunya menarik dan ceritanya bagus.

Data Umum
Jenis: Film kartun
Judul: Upin Ipin
Durasi: 100 menit
Jenis: Game
Judul: Minion Rush

Jenis: Buku bacaan
Judul: Kecil-kecil Punya Karya (Dunia Es Krim
98 Halaman, tahun 2008
Penyampaian Content
Film kartun berbahasa Malaysia dan ada sub-title dibawahnya
Game yang bisa diakses melalui Smartphone dan Tablet PC
Cover full colour, content black and white
Content
Film kartun ini bercerita tentang keseharian tokoh anak kembar yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak, Upin & Ipin, beserta teman-teman, tetangga, kakak, dan neneknya.
Game ini menampilkan tokoh kartun Minions, yaitu salah satu tokoh dalam film animasi keluaran Disney, Despicable Me. Dalam game ini, player hanya cukup mengarahkan atau menggerakkan smartphone atau tablet PC agar minions berjalan ke arah yang sesuai untuk mengambil makanannya (pisang).
Dalam buku bacaan ini terdiri dari beberapa cerita pendek. Cerita-ceritanya sederhana, ada yang berupa cerita sehari-hari, cerita fantasi atau khayalan, cerita yang mengarahkan untuk berbuat baik, dan sebagainya. Bahasanya ringan dan sederhana, sehingga cocok untuk dibaca oleh anak-anak.
Tujuan / materi yang ingin disampaikan / pelajaran yang bisa diambil
Dalam film ini banyak mengajarkan tentang kebaikan-kebaikan, misalnya seperti mencontohkan untuk selalu mengucapkan salam ketika masuk ke rumah atau berkunjung ke rumah orang lain, selalu membantu dan menuruti kata orang tua, bermain dan bergaul dengan baik dengan teman-teman, mengajarkan untuk menjaga kesehatan, dan sebagainya.
Game ini dirasa kurang mengajarkan sesuatu pada anak-anak, sifatnya hanya berupa hiburan. Game ini bisa dimainkan ketika waktu senggang atau hari libur ketika anak-anak tidak memiliki pekerjaan dari sekolah.
Jika dilihat dari satu sisi, buku ini diterbitkan dari anak-anak dan untuk anak-anak. Dimana pengarang atau penulis buku ini adalah anak-anak yang masih berusia 8-12 tahun, hal ini tentu baik untuk mengembangkan bakat, menumbuhkan kepercayaan diri, dan mengembangkan kreatifitas anak-anak. Selain itu bagi pembacanya juga mendapatkan cerita yang sederhana, sesuai dengan umurnya, dan didalam buku ini juga terdapat cerita-cerita yang mengarahkan anak untuk berbuat baik. Misalnya dalam sub cerita ”Fani Tidak Nakal Lagi”, menceritakan seorang anak yang malas membereskan mainannya, lalu diberitahukan apa sebabnya jika ia malas membereskan mainannya, dan apa keuntungan jika ia rajin membereskan mainannya, yang pada akhirnya dapat merubah perilaku Fani jadi selalu membereskan mainannya setiap ia selesai bermain.
Sasaran pembaca / penonton
Film ini cocok untuk semua usia, namun lebih cocok untuk anak-anak karena banyak pelajaran baik yang dapat diambil, diserap, dan dicontohkan dari film ini. selain itu film ini juga cocok untuk anak laki-laki maupun perempuan karena bercerita tentang kehidupan sehari-hari, bukan spesifik hanya kepada satu bidang atau hobby yang mengarah atau hanya diperuntukkan untuk anak laki-laki atau perempuan saja. Jadi sifatnya netral.
Game ini cocok untuk semua usia, untuk anak-anak juga cocok karena permainannya sederhana, dan tidak mengandung unsur-unsur kekerasan atau sesuatu yang dapat mengontaminasi pikiran dan perilaku anak. Sifatnya hanya sebagai hiburan atau sebagai pengisi waktu senggang saja.
Buku bacaan ini cocok untuk anak-anak, karena cerita, bahasa, dan penyampaiannya yang sederhana. Cover animasi yang full colour juga sangat cocok untuk buku bacaan anak-anak. Buku ini dirasa kurang menarik jika dibaca oleh anak remaja atau orang dewasa, karena alurnya datar dan kurang menantang.
Pengemasan media (kelebihan & kekurangan)
Kelebihan dari media ini adalah apa yang ingin disampaikan dan sasarannya sesuai. Penokohannya juga menarik. Selain itu anak juga bisa sedikit-sedikit belajar berbahasa asing (Malaysia) karena kartun ini disajikan dalam Bahasa Malaysia, namun juga ditampilkan terjemahan dalam Bahasa Indonesia.
Kelebihan game ini adalah permainannya yang sederhana dan tidak mengandung unsur kekerasan atau hal-hal negatif yang dapat berpengaruh buruk pada anak. Kekurangannya permainan ini hanya bisa dimainkan di gadget yang notebene nya gadget mahal, dan tidak semua anak-anak memiliki atau diizinkan untuk memiliki atau memainkan gadget tersebut, maka memungkinkan timbulnya kecemburuan sosial di kalangan anak-anak.
Kelebihan buku ini adalah covernya yang menarik dan cerita-ceritanya yang ringan. Dan kekurangannya adalah buku ini dirasa terlalu tebal untuk anak-anak, dan memungkinkan anak malas membacanya karena sudah “takut” duluan melihat buku tebal.
Teori yang relevan
·      Teori Modelling Albert Bandura
Modeling adalah proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain atau objek disekitar kita. Modeling yang artinya meniru, dengan kata lain juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan perilaku orang lain atau objek kemudian mencontohnya. Hasil dari modeling atau peniruan tersebut cenderung menyerupai bahkan sama perilakunya dengan perilaku orang atau objek yang ditiru tersebut. Modeling ini dapat menjadi bagian yang sangat penting dan powerfull pada proses pembelajaran.
Menurut Bandura terdapat empat proses yang terlibat di dalam pembelajaran melalui pendekatan modeling, yaitu perhatian (attention), pengendapan (retention), reproduksi motorik (reproduction), dan penguatan (motivasi).
1.     1. Perhatian (attention), yang artinya kita memperhatikan seperti apa perilaku atau tindakan – tindakan yang dilakukan oleh orang atau objek yang akan ditiru.
2.  2.Pengendapan (retention), dilakukan setelah mengamati perilaku yang akan ditiru dan menyimpan setiap informasi yang didapat dalam ingatan, kemudian mengeluarkan ingatan tersebut saat diperlukan.
3.  3.Reproduksi motori (reproduction), hal ini dapat menegaskan bahwa kemampuan motorik seseorang juga mempengaruhi untuk dapat memungkinkan seseorang meniru suatu perilaku yang dilihat baik secara keseluruhan atau hanya sebagian.
4.  4.Penguatan (motivation), penguatan ini sangat penting, karena dapat menentukan seberapa mampu kita nantinya melakukan peniruan tersebut.
#

·      Teori Kognitif Piaget
Dalam teori ini, perkembangan kognitif terbagi menjadi 4 tahapan, yaitu tahapan sensorimotor, pra-operasional, operasional formal, dan operasional konkret.
Dimana pada tahap operasional formal (usia 7-11 tahun), dicirikan dengan anak mampu berpikir logis, mampu dengan konkret memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat menghubungkan dimensi ini satu sama lain, kurang egosentris, dan belum bisa berpikir abstrak.

Analisis dari ketiga media :

Jika dilihat atau dianalisa, media yang ditonton, dimainkan, dan dibaca oleh Dinda sudah cukup baik dan sesuai dengan umurnya. Yang pertama dalam media tontonan mengandung sisi edukatif yang baik seperti bagaimana cara merawat diri dengan baik, mencontohkan sesuatu yang positif seperti bagaimana seharusnya kita bersikap kepada orang tua, teman, dan orang lain, penyajian yang ringan seperti bahasa dan alur yang mudah diikuti dan dipahami, tampilan yang menarik seperti tokoh-tokohnya yang lucu dan full colour, dan hal-hal lainnya yang mudah dinikmati dan diserap oleh anak-anak.
Selanjutnya media games atau permainan juga cocok untuk dinikmati oleh anak karena permainannya sederhana dan tidak mengandung unsur-unsur negatif seperti adegan berantem, atau tokoh-tokoh yang berpenampilan atau berpakaian tidak sesuai yang sekiranya bisa mngontaminasi atau mempengaruhi perilaku anak.
Sellanjutnya media bacaan juga cocok untuk dibaca oleh anak karena hampir sama dengan media tontonan, buku ini juga mencontohkan sesuatu yang positif seperti sebaiknya kita harus membereskan mainan-mainan yang kita punya setelah selesai bermain, cover yang menarik, dan penyajian yang ringan seperti alur dan bahasa yang digunakan dalam buku cerita sehingga mudah untuk diikuti dan dipahami oleh anak.

My opinion / Conclusion:
            Menurut saya, baik tontonan, bacaan, maupun game atau hiburan yang dinikmati oleh Dinda sudah sesuai dengan umurnya. Namun saya lebih menyukai serial kartun upin & ipin karena ceritanya bagus dan cukup mendidik untuk anak anak. Dan saya kurang menyukai games minion rush karena bisa menyebabkan anak ketergantungan terhadap gadget. Ssebaiknya orang tua bisa mengenalkan anak ke mainan-mainan tradisional, agar anak tidak hanya mengenal mainan yang sifatnya modern. Selain itu pengenalan mainan tradisional juga bisa mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget, karena ketergantungan tersebut kurang baik jika dialami oleh anak-anak sedari kecil. Selain itu mungkin bisa menambah bahan bacaan yang lebih variatif lagi, dan tetap menonton acara-acara edukatif yang sesuai dengan usia anak.

Mandaera Sukma Putri
115120300111065



Tidak ada komentar:

Posting Komentar