Selasa, 31 Desember 2013

ANAK & MEDIA PORORO VS YUK KEEP SMILE





Mirah adalah seorang anak perempuan berusia 5 tahun. Penampilannya sangat lucu. Ia berambut keriting, sedikit gemuk, cerewet, dan sangat menggemaskan. Ia merupakan anak paling bungsu dari 3 bersaudara. Saat ini, ia masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Dalam kesehariannya, Mirah tergolong anak yang supel dan aktif. Ia sangat senang bermain, baik itu dengan orangtua, kakak-kakaknya, maupun teman sebayanya. Selain bermain, Mirah juga gemar menonton televisi. Ada banyak tayangan maupun program-program televisi yang ia ketahui. Namun ada 2 program atau tayangan yang paling ia sukai. Yaitu kartun Pororo yang tayang di B-Channel setiap sore dari pukul 17.15 hingga pukul 17.45 dan program komedi YKS (Yuk Keep Smile) yang tayang di Trans TV setiap malam dari pukul 20.00 hingga pukul 00.00. 

Menurut Mirah, ia sangat menyukai kartun Pororo karena sosok Pororo yang sangat lucu dan menggemaskan. Selain itu, ia juga senang karena Pororo memiliki banyak sahabat yang baik dan juga lucu. Sedangkan untuk program YKS (Yuk Keep Smile), Mirah paling menyukai joget “keep smile” yang sering diperagakan oleh Caesar. 

Data umum
Jenis : Film Kartun
Judul : Pororo
Durasi : 30 menit (5-6 menit per episode)
Tahun : 2013
Jenis : Comedy Show
Judul : Yuk Keep Smile (YKS)
Durasi : 4 jam
Tahun : 2013
Penyampaian content
Film
Show
Content
Bercerita tentang sesosok penguin kecil bernama Pororo yang tinggal di suatu kawasan bersalju yang memiliki banyak sahabat dari berbagai jenis binatang. Yaitu Crong seekor dinosaurus hijau kecil, Eddy seekor rubah merah, Poby seekor beruang kutub, Loopy seekor berang-berang, Petty seekor penguin betina, dan Harry seekor Hummingbird. Dalam film ini, Pororo dan kawan-kawan selalu melewati suatu masalah atau rintangan bersama-sama melalui ide-ide kreatif yang muncul. Selain itu, mereka juga suka melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan bersama-sama.

Merupakan sebuah pertunjukan atau parodi hiburan berjenis komedi. Acara ini terbagi menjadi beberapa segmen. Dimana dalam setiap segmen memiliki judul “cerita” yang berbeda. Pemeran utama dalam tayangan ini adalah artis-artis ternama ibukota. Seperti Olga, Raffi, Soimah, Denny Cagur, Tarra, Chand Kelvin, Adul, Kiwil, dan Omesh. Selain itu, salah satu yang menjadi ciri khas acara ini adalah joget “Keep Smile” yang diperagakan oleh Caesar. Serta berbagai macam goyangan lain yang menjadi icon dalam acara tersebut.
Tujuan atau materi yang ingin disampaikan / Pelajaran yang bisa diambil
·    Persahabatan.
Dalam film ini, makna persahabatan sangat kental dan terlihat. Mengingat si tokoh utama di dalam film yaitu Pororo merupakan sosok yang baik dan menyenangkan, tidak memilih dalam berteman sehingga memiliki banyak sahabat.
·    Tolong menolong.
Dalam film ini juga terkandung makna saling tolong menolong satu sama lain. Mereka terlihat senang membantu temannya yang sedang terjebak dalam situasi yang sulit dan menegangkan.
Tujuan dari acara YKS (Yuk Keep Smile) adalah untuk menghibur penonton yang menyaksikannya. Karena secara umum, acara ini memang berjenis komedi.
Sasaran pembaca / penonton
·    Film ini cocok untuk anak-anak, baik yang masih berusia prasekolah maupun anak-anak usia sekolah karena tokoh yang ada di dalam film ini merupakan hewan yang berpenampilan lucu dan menggemaskan sehingga menarik bagi anak-anak.
·    Selain itu, film ini juga cocok untuk anak laki-laki maupun anak perempuan karena menceritakan hal-hal yang umum untuk anak-anak (tidak ada diskriminasi gender)
Acara ini lebih cocok disaksikan oleh remaja dan/atau orang dewasa. Karena content serta penyajiannya memang ditujukan untuk remaja dan orang dewasa.
Pengemasan media (kelebihan / kelemahan)
·    Secara umum, telah sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan. Karena di dalam setiap episode yang ditayangkan, makna persahabatan dan tolong menolong sangat kental dan terlihat.
·    Telah sesuai dengan usia yang dituju yaitu anak-anak karena penyajiannya yang menarik.
·    Bahasa yang digunakan  di film kartun Pororo ini juga sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Acara YKS (Yuk Keep Smile) memang ditujukan untuk remaja dan orang dewasa. Karena pemain dalam acara tersebut secara keseluruhan adalah orang dewasa. Penyajiannya memang cukup menarik dan menghibur sesuai dengan tujuannya namun sebagian besar bahasa yang digunakan oleh para pemain terdengar ceplas-ceplos karena spontanitas dan terkadang agak kasar.
Teori yang relevan
Teori Perkembangan Kognitif Piaget:
·       Tahap praoperasional
Tahap praoperasional (praoperational thinking) berlangsung dari usia 2 sampai dengan 7 tahun. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.
Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Teori Peniruan (Modelling) Albert Bandura
Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan (modelling). Berdasarkan hasil ekperimen yang dilakukan Albert Bandura dan Richard Walters ( 1959, 1963) pada anak – anak didapakan hasil bahwa peniruan dapat berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun pengamatan itu tidak dilakukan terus menerus. Proses belajar semacam ini disebut “observational learning” atau pembelajaran melalui pengamatan.

·      Unsur-unsur utama dalam proses peniruan (modelling)
1.     Perhatian (Attention)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki. Bandura & Walters (1963) dalam buku mereka “Sosial Learning & Personality Development” menekankan bahwa hanya dengan memperhatikan orang lain pembelajaran dapat dipelajari.
2.    Mengingat (Retention)
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diinginkan. Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses belajar.
3.    Reproduksi gerak (Reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkah laku, subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.
4.    Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.

·      Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura
1.    Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
2.    Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain – lain
3.    Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model
4.    Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif
5.    Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif.

·      Jenis – jenis Peniruan (modelling)
1.    Peniruan langsung à Pembelajaran yang langsung dikembangkan. Ciri khas dari pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan. Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian
2.    Peniruan tak langsung à Adalah melalui imajinasi atau perhatian secara tidak langsung.
3.    Peniruan gabungan à Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
4.    Peniruan sesaat / seketika à Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.
5.    Peniruan berkelanjutan à Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.

Analisis dari kedua media:
Berdasarkan penjabaran dan teori yang telah dikemukakan di atas, Mirah merupakan seorang anak yang masih berusia 5 tahun. Dimana seperti yang telah disinggung sebelumnya ia sedang berada dalam tahap perkembangan praoperasional. Dimana pada tahapan ini, anak sedang mengembangkan keterampilan dalam berbahasa. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Pada masa ini anak-anak umumnya juga memiliki kecenderungan untuk meniru tindakan yang dilakukan oleh orang lain atau orang di sekitarnya sebagai bentuk dari proses belajar.
Bila ditinjau dari media film kartun Pororo secara umum sifatnya mendidik (edukatif). Karena berdasarkan tujuan yang ingin disampaikan, film kartun tersebut menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan persahabatan. Hal ini tentu saja memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan anak. Sebaliknya, acara YKS (Yuk Keep Smile) dapat dikatakan tidak memberikan kontibusi positif bagi perkembangan seorang anak. Mulai dari content yang disajikan, penggunaan bahasa, serta tujuannya memang lebih cocok dikenakan pada remaja dan orang dewasa. Bila anak-anak menyaksikan tayangan ini secara terus-menerus, bukan tidak mungkin hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor peniruan (model) yang negatif bagi seorang anak.

My Opinion / Conclusion:
Saya lebih menyukai film kartun Pororo dibandingkan acara YKS (Yuk Keep Smile). Karena berdasarkan yang telah disingung di atas, kedua media tersebut sangatlah berbeda. Dari tujuan yang ingin disampaikan, tayangan Pororo lebih edukatif dan mampu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan seorang anak. Tokoh yang berperan dalam cerita juga dikemas secara menarik sesuai dengan tingkatan kognitif seorang anak yang masih berada dalam tahap praoperasional. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti juga memberikan sumbangan dalam perkembangan bahasa seorang anak.
Sedangkan untuk tayangan YKS (Yuk Keep Smile) tidak sesuai bila ditonton oleh anak yang masih berusia 5 tahun. Pertama, acara tersebut hanya bertujuan untuk menghibur dan tidak memberikan pelajaran yang dapat dipetik oleh seorang anak. Kedua, penggunaan bahasa yang kurang sesuai bagi anak-anak yang ceplas-ceplos bahkan cenderung agak kasar akan berdampak negatif bagi perkembangan bahasa si anak. Karena bila ia terus-menerus menyaksikan tayangan tersebut, bukan tidak mungkin ia akan meniru bahasa yang digunakan dalam tayangan itu. Ketiga, acara YKS (Yuk Keep Smile) juga tidak sesuai dengan tingkatan kognitif seorang anak karena penyajiannya yang memang ditujukan bagi remaja dan orang dewasa.
Berdasarkan perbandingan yang telah dijabarkan di atas, saya menyarankan bagi orangtua untuk lebih memperhatikan tayangan yang disaksikan oleh anak. Berikanlah tayangan yang sesuai dengan usia sang anak agar dapat memberikan kontibusi yang positif bagi perkembangannya. Hentikan kebiasaan anak yang senang menyaksikan tayangan yang tidak sesuai dengan usianya sebelum terlambat. Karena hal tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi dirinya.

CREATED BY :
DEWA AYU INTEN P

115120300111041

Minggu, 29 Desember 2013

Anak & media : Dora The Explorer dan Bobo


Desvita, biasa dipanggil Vita. Umurnya 6 tahun. Ia menyukai kartun Dora The Explorer dan suka membaca majalah Bobo. Menurutnya, kartun Dora The Explorer adalah kartun yang bagus. Ia suka dengan karakter Boots, karena baginya Boots karakter yang pintar dan lucu. Sedangkan ia suka majalah Bobo karena terdapat cerpen-cerpen dan gambar-gambar didalamnya.

Data umum
Jenis : Majalah
Judul : Bobo
Jenis : film kartun
Judul : Dora The Explorer
Durasi : 30 menit
Penyampaian content
majalah full warna

Film kartun
Content
berisi tentang cerpen-cerpen dan gambar-gambar serta soal-soal
Bercerita tentang Dora dan Boots yang senang berpetualang dan ketika berpetualang tersebut terdapat beberapa rintangan yang harus dihadapi.
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
·        Cerpen atau cerita tetang berbakti kepada orangtua
·        Melatih anak dalam mewarnai gambar
·        Melatih anak menjawab soal-soal
·         Bagaimana cara mengatasi suatu masalah
·         Mengajarkan bahwa mencuri itu tidak boleh
·         Belajar untuk mandiri
Sasaran pembaca/penonton
·      cocok untuk anak usia sekolah karena terdapat gambar-gambar dan cerpen yang mengandung hikmah. Serta terdapat soal-soal pelajaran yang dapat menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan anak.
·      Cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena bersifat umum dan proporsinya tidak cenderung ke salah satu jenis kelamin.
cocok untuk anak-anak  sampai usia 7 tahun karena penyajiannya juga ada yang menggunakan nyanyian dan berupa animasi atau kartun.
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
·      Sesuai tujuan
·      Sesuai usia yang dituju
·      Banyak isi didalamnya, tidak hanya satu bagian sehingga banyak yang bisa didapat dari majalah ini.
·      Cocok untuk anak-anak usia sampai SD kelas 2, karena jika anak sudah berusia 9 tahun mungkin mereka akan bosan menonton Dora karena ada part dimana Dora mengatakan, misal “apakah kalian melihat gunung?” atau “apa yang kita butuhkan jika kita tidak tau kemana kita akan pergi?” yang diulang-ulang. Sehingga untuk anak yang sudah mulai besar akan bosan dan tidak tertarik lagi.
Teori yang relevan
·      Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.

Analisis dari kedua media :
Media yang suka ditonton atau dibaca oleh observee sudah baik karena memiliki sisi edukatif didalamnya. Kartun Dora, menyajikan kartun yang memiliki sisi edukatif dan penyajiannya tidak ‘berat’ sehingga anak enjoy menontonnya namun tetap ada hal-hal yang patut dipelajari atau hikmah yang dapat diambil didalamnya seperti tidak boleh mencuri, menggunakan peta jika tidak tahu jalan, persahabatan, saling tolong-menolong, dan lain-lain. Dari sinilah anak bisa dapat lebih memahami apa yang dimaksud peta, ransel, dan benda-benda lain karena dalam kartun Dora dijelaskan fungsi benda-benda tersebut dan bagaimana bentuknya.
Majalah Bobo pun menurut saya sudah baik karena lebih variatif lagi isi didalmnya, ada cerpen yang mendidik, gambar-gambar serta soal-soal pengetahuan yang dapat mengasah ilmu yang dimiliki anak sesuai dengan pelajaran yang dipelajari disekolah.

My opinion / conclusion :
                        Secara keseluruhan, media yang ditonton maupun yang dibaca oleh observee saya sudah baik, sesuai dengan umurnya. Namun, saya menyarankan kepada orangtua untuk menunjukkan tontonan edukatif yang lebih banyak lagi sehingga anaknya bisa lebih banyak mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat untuk dirinya lewat hal-hal yang menyenangkan, karena jika pembelajaran lewat media-media anak tidak akan merasa terbebani. Namun jangan lupa, orangtua tetap mengawasi apa saja tontonan atau bacaan yang digunakan oleh anak.

Devi Riana Eka Anggrainigrum
115120301111031

Kamis, 26 Desember 2013

Cara Mengatasi Tantrum pada Anak

Anda memiliki anak, adik, keponakan, sepupu balita yang suka yang sering menangis meraung-raung? Atau mengamuk tidak terkendali? Kewalahan mengatasinya? Hal tersebut sering terjadi pada anak usia 2-4 tahun dan dinamakan tantrum. Biasanya semakin besar anak tantrum akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Tetapi apakah sebenarnya tantrum itu? Tantrum adalah ledakan emosi anak yang sering terjadi tanpa bisa dikendalikan. Misalnya seperti  berteriak-teriak, memukul, menendang, menggigit, menangis sambil berguling-guling, merusak barang dan lain-lain.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, tidak tahu cara menyampaikan maksud hati, anak merasa lapar, kelelahan, tidak terwujudnya keinginan,terlalu dimanjakan oleh orang tua dan masih banyak lagi. Apabila sejak dini tidak diatasi maka anak akan meneruskan perilaku tersebut hingga ia besar nanti.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? Ingat, perbuatan anak sekeras apapun jangan dilawan dengan kekasan juga. Dibutuhkan banyak kesabaran untuk mengatasi anak yang sedang tantrum. Apabila anak tantrum, tenangkan ia. Peluk lah ia sehingga ia merasa nyaman. Jangan pernah membalas pukulan, cubitan bahkan gigitan yang mereka berikan.
Bicaralah baik-baik pada mereka, berikan pengertian bahwa yang mereka lakukan salah.  Apabila anak masih saja tantrum, berbicaralah dengan tegas, kadang kala anak akan berhenti apabila mendengar suara keras dari orang tua.
Jangan pernah memberikan hadiah apapun. Perilaku tantrum bukanlah sebuah prestasi yang mereka raih. Tidak seharusnya mereka mendapat reward untuk perilaku buruk. Apabila anak tetap mengamuk masukkan anak ke ruang khusus yang jauh dari benda berbahaya sebagai hukuman. Katakan mereka boleh keluar apabila tidak mengamuk lagi dan menyadari kesalahan mereka.

Ingat orang tua harus tegas, tetapi tidak keras pada anak. Jangan memanjakan mereka secara berlebihan agar anak tidak menjadi manja dan egois.

by Stephanie L. T. / 115120301111005

Anak & media : Dragon Force dan Hewan Purbakala


Anak yang saya wawancarai bernama Fiqih Rahmatullah, panggilannya Fiqih usianya 7 tahun.Sekarang fiqih duduk di bangku sekolah dasar kelas dua. Ia  sangat menyukai Film kartun yang berjudul Dragon Force yang tayang dari pukul 13.00 s.d 13.30 WIB di stasiun televise Net. Menurutnya, acara ini sangat seru karena perlawanan makhluk bumi dengan bentuk – bentuk yang berbagai macam sangat diidolakannya. “sebagai makhluk bumi kita harus berusaha untuk melindungi orang jahat yang akan menghancurkan bumi” begitu tuturannya saat ditanyai alasannya menyukai film tersebut. Peran anak kecil yang mengemudikan robot dalam film ini sangat diidolakannya.
Saat ditanyai buku bacaan yang disukainya, dengan semangat Fiqih menceritakan tentang buku - buku hewan purbakala yang sangat menraik perhatiannya. setiap memasuki toko buku, Fiqih wajib dibelikan tambahan koleksi mengenai buku hewan purbakala. Alasan Fiqih menyukai buku - buku ini karena, hewan seperti ini jarang terlihat di televisi dan sudah tidak ada lagi sekarang selain berada di museum - museum. 


Data umum
Jenis : Film
Judul : Dragon Force
Durasi : 30 Menit (termasuk Iklan)
Jenis : Buku Cerita
Judul : Ayo Mengenal Hewan Purba
Tahun : 2013
Penyampaian content
Film
Buku cerita full warna
Content
Bercerita tentang perlawanan makhluk bumi terhadap makhluk luar angkasa yang akan melakukan penyerangan terhadap bumi sehingga dibutuhkan perlawanan untuk bisa melindungi bumi dari bahayanya serangan makhluk luar angkasa. Film ini adalah film dalam bentuk fantasi anak yang ditampilkan dengan bentuk dua dimensi dengan animasi full colour, sehingga anak – anak bisa terhibur dengan animasi yang dibuat.
Bercerita tentang  jenis – jenis hewan khususnya spesies Dinosaurus. Dalam buku tersebut dijelaskan apa saja nama lain dari setiap jenis hewan, bagaiman ciri khas dari setiap hewan, apa saja makanan dan bagaimana mereka bertahan hidup sampai akhirnya mereka punah dan yang ditemukan sampai saat ini tinggallah fosil – fosil yang diawetkan di berbagai museum yang berada di dunia.
Tujuan atau materi yang ingin disampaikan atau pelajaran yang bisa diambil
·        Hukuman bagi orang yang tidak baik
·        Banyak membaca supaya bertambah ilmu pengetahuan
·      Bagaimana kehidupan hewan purba itu
·      Apa saja makanan hewan purba
·      Belajar mengenal perbedaan hewan purba dan hewan yang sekarang
Sasaran pembaca atau penonton
·      Film ini cocok untuk anak – anak karena tekanan pada film ini adalah fantasi dalam cara berpikir mereka.
·      Cocok untuk laki-laki, karena apabila film ini ditonton oleh anak perempuan bisa mencitihkan perilaku yang tidak feminine dan suka berteriak.
·         Cocok untuk bacaan anak untuk sekolahan karena informasi yang disampaikan adalah informasi umum.
·         Bisa dibaca oleh orang dewasa dan juga anak – anak
·         Konsumsi ini ditujukan bukan hanya untuk anak cowok, melainkan anak cewek.
Pengemasan media (kelebihan,  kelemahan)
·      Sesuai tujuan yang dimaksudkan, yaitu untuk megolah pikiran fantasi anak tentang perlawanan kepada mereka yang tidak baik akan selalu menang.
·      Sesuai usia yang dituju, yaitu anak – anak usia sekolah dasar,
·      Bahasa dan informasi yang disampaikan jelas, gambar juga bagus.
·      Adegan perkelahian mungkin bisa dikurangi
·      Sesuai untuk anak – anak karena Bahasa buku yang disampaikan sangat mudah dipahami.
·      Gambar – gambar diolah dalam bentuk kartun, bukan foto sehingga anak –a anak yang mungkin belum pernah melihat hal tesrsebut sebelumnya di televise tidak akan ketakutan dan akan terus membaca.  
Teori yang relevan
·                    Perkembangan moral berdasarkan Kohlberg dibagi menjadi tiga bagian:
Level 1 (Tahap prekonvensional). Benar dan salah ditentukan dari reward atau punishment.
Stage 1.
 Pada tahap ini anak-anak menilai perilaku mereka baik atau buruk berdasarkan pada hasil akhir dari perilaku tersebut. Suatu perilaku bernilai baik menurut mereka jika mendapatkan reward dan perilaku itu buruk jika mendapatkan punishment.
·                   Tahapan perkembangan moral dari Piaget:
Moral realism, anak usia 5-10 tahun.  :  Berpikir secara kaku: aturan harus ditaati serta  Perilaku dinilai berdasarkan konsekuensinya.
Pada usia 5 sampai 10 tahun, anak-anak mengembangkan ketertarikan yang kuat akan aturan-aturan. Anak-anak sekarang percaya bahwa aturan-aturan ditetapkan oleh figur-figur autoritas seperti Tuhan, polisi, orangtua mereka dan anak-anak memiliki pemikiran bahwa peraturan itu bersifat mutlak dan tidak dapat diubah. Anak-anak yang berada pada tahap ini memikirkan aturan sebagai moral yang bersifat absolut. Mereka percaya bahwa sisi “benar” dan sisi “salah” adalah beberapa isu-isu moral dan perilaku yang berada di sisi “benar” selalu mengikuti aturan.
·              Teori Modelling Albert Bandura
Teori belajar modeling merupakan teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Dimana modeling adalah proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar kita. Modeling yang artinya meniru, dengan kata lain juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan perilaku orang lain kemudian mencontohnya. Hasil dari modeling atau peniruan tersebut cenderung menyerupai bahkan sama perilakunya dengan perilaku orang yang ditiru tersebut. Modeling ini dapat menjadi bagian yang sangat penting dan powerfull pada proses pembelajaran.
Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura :
Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan,
Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain-lain,
Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model,
Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif,
Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif.
Jenis – jenis Peniruan (Modeling):
1.             Peniruan Langsung
Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran social Albert Bandura. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan. Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian. Contoh: Meniru gaya penyanyi yang disukai.
2.            Peniruan Tak Langsung
Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak langsung. Contoh: Meniru watak yang dibaca dalam buku, memperhatikan seorang guru mengajarkan rekannya.
3.            Peniruan Gabungan
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh: Pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai daripada buku yang dibacanya.
4.            Peniruan Sesaat / seketika.
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.  Contoh: Meniru Gaya Pakaian di TV, tetapi tidak boleh dipakai di sekolah.
5.            Peniruan Berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun. Contoh: Pelajar meniru gaya bahasa gurunya.
·         Hill dan Stanford :
Perkembangan kognitif:
Karakteristik perkembangan kognitif pada masa pertengahan anak-anak adalah pemikiran operasional konkret. Dimana, pada tahap ini dapat melakukan operasi-operasi dengan mengubah tindakan secara mental, memperlihatkan keterampilan-keterampilan konservasi; penalaran secara logis menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya di dalam keadaan-keadaan konkret; tidak abstrak (misalnya, tidak dapat membayangkan langkah-langkah persamaan aljbar); keterampilan-keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan benda-benda ke dalam perangkat-perangkat dan sub-subperangkat dan bernalat tentang keterkaitannya.  Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak, perkembangan kognitif anak-anak sudah semakin matang sehingga memungkinkan orangtua untuk bermusyawarah dengan mereka tentang penolakan penyimpangan dan pengendalian perilaku mereka.

Analisis dari kedua media :
Untuk anak usia sekolah, media film yang satu ini sudah cukup sesuai dilihat dari pelajaran yang bisa diambil dan cara berpikir melalui perkembangan moral yang sedang mereka jalani. Anak – anak busa dengan mudah menyimpulkan mana perilaku yang patut ditiru sehingga mendapatkan hadiah, dan manapula yang tidak patut ditiru sehingga akan memeperoleh hukuman.  Begitu halnya dengan pembelajaran  modelling yang bisa saja mereka mengikuti hal – hal yang kurang baik dalam film itu sehingga perlu adanya pengawasan dari orang tua.
Dan untuk media yang selanjutnya yaitu buku bacaan hewan yang disukainya bisa mempermudah cara berpikir abstraknya dengan adanya gambar – gambar yang diikutsertakan dalam buku tersebut. Sehingga anak – anak bisa langsung mengerti apa yang dimaksud oleh tulisan karena diikuti langsung oleh gambar.

My opinion / conclusion :
Saya lebih menyukai buku bacaan uang sering dibaca Fiqih dibanding tontonannya karena menurut saya dengan hobinya yang suka membaca dia dapat menambah variasi bahan bacaan yang berhubungan dengan moral dal tingkah laku dibanding dengan tontonan, karena bisa saja hal – hal yang tidak pantas tersaring justru akan diikutinya karena tidak menutup kemungkinan gaya pembelajaran modellingnya anak. sehingga saya menyarankan pada orangtua untuk ikut mengambil peran dalam pembimbingan serta ikut menonton film – film yang ditonton anaknya sehingga bisa membantu menyaring yang mana yang bagus diikuti dan mana pula yang tidak.
Kedua media tersebut tujuannya sesuai sasaran yang dituju, yaitu untuk anak – anak. Pada media film ini hanya perlu dikurangi adegan perkelahian yang berlebihan karena mungkin itu bisa ditiru oleh anak – anak dan diperagakan pada temannya. Sehingga apabila orang tua kurang dalam pengawasan akan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.



Oleh : 
EMITA SUSAN KAABA
115120300111013