Anak
yang saya wawancarai bernama Fiqih Rahmatullah,
panggilannya Fiqih usianya 7 tahun.Sekarang fiqih duduk di bangku sekolah dasar
kelas dua. Ia sangat menyukai Film kartun yang berjudul Dragon Force yang tayang dari pukul
13.00 s.d 13.30 WIB di stasiun televise Net. Menurutnya,
acara ini sangat seru karena perlawanan makhluk bumi dengan
bentuk – bentuk yang berbagai macam sangat diidolakannya. “sebagai makhluk bumi
kita harus berusaha untuk melindungi orang jahat yang akan menghancurkan bumi”
begitu tuturannya saat ditanyai alasannya menyukai film tersebut. Peran anak
kecil yang mengemudikan robot dalam film ini sangat diidolakannya.
Saat ditanyai buku bacaan yang disukainya, dengan semangat Fiqih menceritakan tentang buku - buku hewan purbakala yang sangat menraik perhatiannya. setiap memasuki toko buku, Fiqih wajib dibelikan tambahan koleksi mengenai buku hewan purbakala. Alasan Fiqih menyukai buku - buku ini karena, hewan seperti ini jarang terlihat di televisi dan sudah tidak ada lagi sekarang selain berada di museum - museum.
Saat ditanyai buku bacaan yang disukainya, dengan semangat Fiqih menceritakan tentang buku - buku hewan purbakala yang sangat menraik perhatiannya. setiap memasuki toko buku, Fiqih wajib dibelikan tambahan koleksi mengenai buku hewan purbakala. Alasan Fiqih menyukai buku - buku ini karena, hewan seperti ini jarang terlihat di televisi dan sudah tidak ada lagi sekarang selain berada di museum - museum.
Data umum
|
Jenis : Film
Judul : Dragon Force
Durasi : 30 Menit (termasuk Iklan)
|
Jenis : Buku Cerita
Judul : Ayo Mengenal Hewan Purba
Tahun : 2013
|
Penyampaian content
|
Film
|
Buku cerita
full warna
|
Content
|
Bercerita tentang perlawanan makhluk bumi terhadap makhluk luar
angkasa yang akan melakukan penyerangan terhadap bumi sehingga dibutuhkan
perlawanan untuk bisa melindungi bumi dari bahayanya serangan makhluk luar
angkasa. Film ini adalah film dalam bentuk fantasi anak yang ditampilkan
dengan bentuk dua dimensi dengan animasi full
colour, sehingga anak – anak bisa terhibur dengan animasi yang dibuat.
|
Bercerita tentang jenis – jenis
hewan khususnya spesies Dinosaurus. Dalam buku tersebut dijelaskan apa saja
nama lain dari setiap jenis hewan, bagaiman ciri khas dari setiap hewan, apa
saja makanan dan bagaimana mereka bertahan hidup sampai akhirnya mereka punah
dan yang ditemukan sampai saat ini tinggallah fosil – fosil yang diawetkan di
berbagai museum yang berada di dunia.
|
Tujuan atau materi yang ingin disampaikan atau pelajaran
yang bisa diambil
|
·
Hukuman
bagi orang yang tidak baik
·
Banyak membaca
supaya bertambah ilmu pengetahuan
|
·
Bagaimana
kehidupan hewan purba itu
·
Apa saja
makanan hewan purba
·
Belajar
mengenal perbedaan hewan purba dan hewan yang sekarang
|
Sasaran pembaca atau penonton
|
·
Film ini
cocok untuk anak – anak karena tekanan pada film ini adalah fantasi dalam
cara berpikir mereka.
·
Cocok
untuk laki-laki, karena apabila film ini ditonton oleh anak perempuan bisa
mencitihkan perilaku yang tidak feminine dan suka berteriak.
|
·
Cocok untuk
bacaan anak untuk sekolahan karena informasi yang disampaikan adalah
informasi umum.
·
Bisa dibaca
oleh orang dewasa dan juga anak – anak
·
Konsumsi ini
ditujukan bukan hanya untuk anak cowok, melainkan anak cewek.
|
Pengemasan media (kelebihan, kelemahan)
|
·
Sesuai
tujuan yang dimaksudkan, yaitu untuk megolah pikiran fantasi anak tentang
perlawanan kepada mereka yang tidak baik akan selalu menang.
·
Sesuai
usia yang dituju, yaitu anak – anak usia sekolah dasar,
·
Bahasa dan
informasi yang disampaikan jelas, gambar juga bagus.
·
Adegan perkelahian
mungkin bisa dikurangi
|
·
Sesuai
untuk anak – anak karena Bahasa buku yang disampaikan sangat mudah dipahami.
·
Gambar –
gambar diolah dalam bentuk kartun, bukan foto sehingga anak –a anak yang
mungkin belum pernah melihat hal tesrsebut sebelumnya di televise tidak akan
ketakutan dan akan terus membaca.
|
Teori yang relevan
|
·
Perkembangan moral
berdasarkan Kohlberg dibagi menjadi tiga bagian:
Level 1 (Tahap prekonvensional). Benar dan salah
ditentukan dari reward atau punishment.
Stage 1.
Pada tahap ini anak-anak menilai perilaku
mereka baik atau buruk berdasarkan pada hasil akhir dari perilaku tersebut.
Suatu perilaku bernilai baik menurut mereka jika mendapatkan reward dan perilaku itu buruk jika
mendapatkan punishment.
·
Tahapan
perkembangan moral dari Piaget:
Moral realism, anak usia 5-10 tahun. : Berpikir
secara kaku: aturan harus ditaati serta Perilaku dinilai berdasarkan konsekuensinya.
Pada usia 5 sampai 10 tahun, anak-anak mengembangkan
ketertarikan yang kuat akan aturan-aturan. Anak-anak sekarang percaya bahwa
aturan-aturan ditetapkan oleh figur-figur autoritas seperti Tuhan, polisi,
orangtua mereka dan anak-anak memiliki pemikiran bahwa peraturan itu bersifat
mutlak dan tidak dapat diubah. Anak-anak yang berada pada tahap ini
memikirkan aturan sebagai moral yang bersifat absolut. Mereka percaya bahwa
sisi “benar” dan sisi “salah” adalah beberapa isu-isu moral dan perilaku yang
berada di sisi “benar” selalu mengikuti aturan.
·
Teori
Modelling Albert Bandura
Teori belajar modeling merupakan teori yang
dikemukakan oleh Albert Bandura. Dimana modeling adalah proses belajar dengan
mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar kita. Modeling
yang artinya meniru, dengan kata lain juga merupakan proses pembelajaran
dengan melihat dan memperhatikan perilaku orang lain kemudian mencontohnya.
Hasil dari modeling atau peniruan tersebut cenderung menyerupai bahkan sama
perilakunya dengan perilaku orang yang ditiru tersebut. Modeling ini dapat
menjadi bagian yang sangat penting dan powerfull pada proses pembelajaran.
Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura :
Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan
peniruan,
Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa,
teladan, nilai dan lain-lain,
Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang
didemonstrasikan guru sebagai model,
Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh
kepuasan dan penguatan yang positif,
Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat,
peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan
penguatan yang positif.
Jenis – jenis Peniruan (Modeling):
1.
Peniruan Langsung
Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori
pembelajaran social Albert Bandura. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya
modeling, yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan
sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan. Meniru
tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian. Contoh:
Meniru gaya penyanyi yang disukai.
2.
Peniruan Tak Langsung
Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau
perhatian secara tidak langsung. Contoh: Meniru watak yang dibaca dalam buku,
memperhatikan seorang guru mengajarkan rekannya.
3.
Peniruan Gabungan
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan
tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
Contoh: Pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai daripada buku
yang dibacanya.
4.
Peniruan Sesaat / seketika.
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi
tertentu saja. Contoh: Meniru Gaya
Pakaian di TV, tetapi tidak boleh dipakai di sekolah.
5.
Peniruan Berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam
situasi apapun. Contoh: Pelajar meniru gaya bahasa gurunya.
|
·
Hill dan
Stanford :
Perkembangan kognitif:
Karakteristik perkembangan kognitif pada masa pertengahan anak-anak
adalah pemikiran operasional konkret. Dimana, pada tahap ini dapat melakukan
operasi-operasi dengan mengubah tindakan secara mental, memperlihatkan
keterampilan-keterampilan konservasi; penalaran secara logis menggantikan
penalaran intuitif, tetapi hanya di dalam keadaan-keadaan konkret; tidak
abstrak (misalnya, tidak dapat membayangkan langkah-langkah persamaan
aljbar); keterampilan-keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan
benda-benda ke dalam perangkat-perangkat dan sub-subperangkat dan bernalat
tentang keterkaitannya. Pada masa
pertengahan dan akhir anak-anak, perkembangan kognitif anak-anak sudah
semakin matang sehingga memungkinkan orangtua untuk bermusyawarah dengan
mereka tentang penolakan penyimpangan dan pengendalian perilaku mereka.
|
Analisis
dari kedua media :
Untuk anak usia sekolah,
media film yang satu ini sudah cukup sesuai dilihat dari pelajaran yang bisa
diambil dan cara berpikir melalui perkembangan moral yang sedang mereka jalani.
Anak – anak busa dengan mudah menyimpulkan mana perilaku yang patut ditiru
sehingga mendapatkan hadiah, dan manapula yang tidak patut ditiru sehingga akan
memeperoleh hukuman. Begitu halnya
dengan pembelajaran modelling yang bisa
saja mereka mengikuti hal – hal yang kurang baik dalam film itu sehingga perlu
adanya pengawasan dari orang tua.
Dan untuk media yang
selanjutnya yaitu buku bacaan hewan yang disukainya bisa mempermudah cara
berpikir abstraknya dengan adanya gambar – gambar yang diikutsertakan dalam
buku tersebut. Sehingga anak – anak bisa langsung mengerti apa yang dimaksud
oleh tulisan karena diikuti langsung oleh gambar.
My opinion
/ conclusion :
Saya lebih menyukai buku
bacaan uang sering dibaca Fiqih dibanding tontonannya karena menurut saya
dengan hobinya yang suka membaca dia dapat menambah variasi bahan bacaan yang
berhubungan dengan moral dal tingkah laku dibanding dengan tontonan, karena
bisa saja hal – hal yang tidak pantas tersaring justru akan diikutinya karena
tidak menutup kemungkinan gaya pembelajaran modellingnya anak. sehingga saya
menyarankan pada orangtua untuk ikut mengambil peran dalam pembimbingan serta
ikut menonton film – film yang ditonton anaknya sehingga bisa membantu
menyaring yang mana yang bagus diikuti dan mana pula yang tidak.
Kedua media tersebut
tujuannya sesuai sasaran yang dituju, yaitu untuk anak – anak. Pada media film
ini hanya perlu dikurangi adegan perkelahian yang berlebihan karena mungkin itu
bisa ditiru oleh anak – anak dan diperagakan pada temannya. Sehingga apabila
orang tua kurang dalam pengawasan akan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
Oleh :
EMITA SUSAN KAABA
115120300111013
Teori banyak sekali...sayangnya tidak dimasukkan secara komprehensif/ tidak digunakan untuk menganalisa.
BalasHapus